Tuesday

Koruptor Semakin Banyak Saja

Kasus plesiran Gayus tambunan terpidana tindak pidana korupsi yang makan di restoran mewah, menjadi bukti bahwa koruptor setelah di penjara pun masih bisa hidup dengan nikmat. Contoh yang baik untuk semakin memperbanyak dan meningkatkan jumlah koruptor.

Coba bandingkan dengan terpidana maling ayam, orang-orang kecil yang tidak punya duit. Yang mencuri hanya untuk bisa makan besok saja karena terpaksa. Hukum di negeri ini bila terus-terusan seperti ini maka negara kita ini akan menjadi bahan tertawaan negara lain. If you have money you can do whatever you want in Indonesia.

Kasus ini juga menjadi bukti bahwa pemberantasan korupsi telah gagal. Dimana koruptor yang sudah terbukti bersalah ternyata masih kaya raya. Hidup nikmat, istri dimana-mana, belum lagi wanita-wanita simpanannya. Koruptor juga tidak bodoh, bahkan mereka sangat pandai berbicara dan bersosialisasi, mereka menyimpan uangnya dengan berbagai macam cara, pembelian tanah, rumah, mobil, motor atas nama orang lain. Emas perhiasan di hadiahkan ke orang-orang terdekat dan yang dipercayai dan mungkin mereka juga telah membeli properti di luar negeri yang sekiranya aman.

Semua harta koruptor itu harus disita agar menimbulkan efek jera, bila hukuman koruptor masih seperti ini maka jangan heran bila koruptor makin menjamur, makin banyak dan masih kaya raya. Masih sangat banyak koruptor-koruptor yang luput dari jerat hukum. Bila hukum di negara kita ini berjalan dengan baik, aparat hukum yang berdedikasi, bermoral, takut Tuhan, maka saya yakin penjara akan penuh sesak dengan koruptor, mungkin kita harus membangun tambahan penjara lagi untuk menampung koruptor-koruptor tersebut.

No comments: