Saturday

Debat Capres Apakah Perlu

Pemilihan presiden sudah dekat, siapa yang akan saya pilih?. Bingung juga ya, bahkan setelah melihat acara debat presiden di televisi pun saya masih bingung. Karena semua program yang ditawarkan setiap presiden semuanya bagus. Semuanya demi kebaikan rakyat dan bangsa kita tercinta ini. 

Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa sebuah perdebatan adalah untuk mencari siapa yang menang dan siapa yang kalah. Dan tentunya dibutuhkan argumen argumen yang jitu untuk memenangkan sebuah perdebatan, dan kemampuan untuk menjatuhkan lawan dengan kata-kata.

Hal ini mengingatkan saya akan sebuah acara televisi amerika "The Apprentice". Dalam salah sebuah episodenya, seorang juara debat dari Harvard University, kalah telak dari seorang ibu rumah tangga dalam mempertahankan argumennya. Karena kengototan dan pintarnya si ibu rumah tangga ini dalam menyusun kata-kata, sang juara debat dibuat tidak bisa berkutik.

Hal ini membuat semua juri terkejut, bagaimana seorang juara debat kalah dari seorang ibu rumah tangga?. Tentunya pengalaman dan perjuangan hidup sang ibu secara tidak langsung telah menempa dirinya, disadari atau tidak.

Jadi dapat kita petik pelajaran bahwa memilih seorang pemimpin bangsa tidak bisa diukur dari dia pandai berargumen atau tidak. Tetapi lebih kepada sifat-sifat baik yang melekat pada dirinya dan bagaimana perjalanan hidupnya selama ini. Tidak perlu debat capres untuk menentukan seorang pemimpin. Karena saya tidak butuh pemimpin yang pandai bicara.

Jadi sebaiknya program debat capres diganti saja dengan pemaparan visi dan misi para calon presiden dan wakil presiden dan evaluasi program visi dan misi oleh para pakar di bidangnya yang bersikap netral, apakah bisa dilaksanakan atau tidak masuk logika. Saya kira jika hal tersebut dilaksanakan, tentunya kita akan lebih bisa menentukan siapa calon presiden kita. Demi kemajuan bangsa kita.

No comments: