Monday

Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Perlukah?

Dulu orang membangun jalan kereta api bila harus melalui sebuah gunung atau bukit yang tinggi, maka para insinyur membuat jalan kereta dengan cara memutari gunung/bukit dan jalannya kereta tidak boleh terlalu cepat karena pasti berkelok=kelok mengikuti lekukan kontur bukit. Atau cara lainnya adalah dengan membuat terowongan sehingga bukit atau gunung tersebut tetap utuh dan tidak merusak lingkungan.

Dalam melakukan pembangunan para ahli harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan dan sebisa mungkin tidak merusak lingkungan tempat dimana manusia bisa hidup dengan nyaman.

Baru-baru ini pemerintahan Jokowi bersikukuh untuk membangun kereta cepat Jakarta-Bandung dengan anggaran yang luar biasa besarnya sekitar 70 trilyun rupiah yang jelas sekali akan melewati puluhan bukit yang tinggi dan lembah yang curam dan akan membangun jalan kereta khusus yang pastinya tidak akan mau berkelok-kelok dan naik turun mengikuti kontur gunung atau bukit. Jadi saya yakin sekali bila nantinya jalan kereta cepat jakarta-bandung ini akan lurus-lurus saja dan pasti pembangunannya akan memotong gunung dan bukit serta melakukan pengurukan lembah secara besar-besaran, Biaya 70 trilyun rupiah ini saya sangat yakin sekali hampir 50 trilyunnya habis untuk membuat jalan kereta yang lurus dan tanpa naik turun. 50 trilyun untuk memotong gunung dan bukit serta menguruk lembah. Gak bisa dibayangkan kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya.

Proyek jalan tol jakarta bandung (cipularang) saja sudah merusak lingkungan secara masif dengan membelah beberapa gunung dan bukit seperti gunung Hejo, apalagi dengan tambahan kereta cepat ini. Ini proyek kereta cepat super ngawur, saya curiga pasti proyek ini ada apa-apanya sehingga pemerintah sangat ngotot membangunnya.

Pemilu kemarin saya pribadi pilih Jokowi tapi dalam hal proyek super ngawur ini saya sangat tidak setuju. Kalau Jakarta-Surabaya dibangun kereta cepat saya mungkin setuju karena medannya sudah landai jadi gak merusak lingkungan dengan parah.

Saya katakan mungkin karena masih banyak perlintasan kereta yang tidak ada palang pintu dan penjaganya. Bila semua perlengkapan ada maka saya setuju dengan kereta cepat jakarta surabaya.

Miris bila dijalan menemui perlintasan kereta yang tidak ada penjaga dan palang pintunya padahal kereta executive jakarta surabaya paling tidak mempunyai kecepatan 100km/jam.

KPK harus bertindak, usut proyek kereta cepat jakarta bandung ini pasti ada apa-apanya. Meskipun tidak memakai dana APBN tetapi bila merusak lingkungan secara besar-besaran akan merugikan negara kita sendiri.

Dampaknya tidak sekarang tetapi nanti di kemudian hari, banjir, tanah longsor,  timbunan tanah yang tidak stabil, perubahan suhu udara, hilangnya gunung dan bukit hijau yang sebenarnya bisa dijadikan objek pariwisata, perkebunan dll